Saya
merasa lega setelah malam ini menunaikan janji saya untuk mendoakan seorang
sahabat agar dia segera diberi kemudahan untuk kembali memperbaiki
kehidupannya. Bisa saja pada saat saya berdoa dia sedang pulas tertidur, tetapi
karena Allah tak pernah tidur maka doa
saya tak pernah sia-sia. Untuk sebuah doa yang baik, rasanya tak ada alasan
bagi Allah untuk tidak mengabulkan doa saya. Ada saatnya, suatu ketika nanti
dia sendiri akan dengan senang hati berdoa agar Allah memberinya hidayah,
kemudahan untuk mendekat dan beribadah kepadaNya.
Saya
bahagia mempunyai 2 orang sahabat, di mana
kami bertiga saat ini saling menguatkan dalam arti sebenarnya melalui
doa ketika salah seorang diantara kami sedang membutuhkan support doa dari yang
lain. Bukan sekedar 'lip service' dengan kata-kata "Iyo engkok tak
dungakno" tapi tidak benar-benar mendoakan.
Salah
satu sahabat ini bahkan saya sudah mengawalnya hampir satu tahun. Melalui
komunikasi intensif via telepon, atau pada saat libur panjang saya sengaja
datang ke kotanya, agar bisa leluasa mensupport dengan motivasi dan sharing
pengalaman, sejak pagi terkadang sampai tengah malam. Saya tidak hanya
berbicara kepada dia, tetapi juga kepada keluarganya.
Pengalaman
pribadi saya biasanya mudah saya gunakan untuk memotivasi orang lain. Kisah
betapa sulitnya menjalankan nasehat baik dari seorang sahabat yang akhirnya
baru bisa saya wujudkan setelah hampir 20 tahun sejak saya pertama mendengarnya.
Begitu juga kisah mengharu biru ketika saya mulai menemukan 'jalan kembali' di
tahun 2009, tetapi Allah justru memukul KO saya justru di saat lagi
senang-senangnya berusaha mendekat kepadaNya di tahun 2010-2011. Jika saya bisa
menulis dengan baik, barangkali 'spiritual journey' ini sudah bisa dibuat
sebuah buku.
Kesimpulan
yang saya dapat setelah melalui semua tahapan ini adalah : "jika anda
tidak menjalankan kewajiban anda dengan baik, anda jauh dariNya, bisa saya
pastikan kehidupan anda akan banyak masalah atau hidup anda tidak bahagia". Anda bisa
mengatakan kepada orang lain, "Hidup saya bahagia", tapi itu hanya
sekedar kata-kata yang saya yakin anda pun sedih dalam hati saat mengatakannya.
Pengalaman
adalah guru terbaik bagi saya. Masalah terbesar seseorang adalah ketika dia
tidak tahu atau tidak sadar bahwa dia sedang bermasalah. Seringkali kesadaran
baru muncul pada titik terendah siklus kehidupan. Anda tidak perlu mengalami
itu semua. Dari titik anda sekarang, anda hanya perlu bergerak maju ke arah
yang lebih baik. Jangan pernah bergerak mundur surut ke belakang. Dengan senang
hati saya akan menjadi supporter anda, melalui doa dan motivasi. Mohon maaf
lahir batin.
Banyuwangi,
21 Maret 2013 06.00
No comments:
Post a Comment