Tak suka membaca tetapi senang menulis.
Sejak kecil saya termasuk orang yang tidak suka membaca. Kalaupun saya anggap membaca, pasti itu hanya terbatas membaca komik bergambar atau membaca tabloid Otomotif, tabloid kesukaan saya sejak tahun ’90-an. Membaca buku sangat jarang sekali saya lakukan.
Tahun 2009 seorang sahabat membagikan lewat email sebuah tulisan yang dibuat oleh seorang Dokter di Jogja. Saya merasa cocok dengan gaya bahasa yang digunakan, temanya juga cukup ringan. Tulisannya selalu diakhiri dengan pesan-pesan moral yang baik atau kutipan-kutipan dari Al Qur’an dan sunah nabi, tetapi tetap dengan semangat tidak menggurui. Tulisan si dokter tidak pernah dibumbui dengan foto pemanis apapun. Setiap hari saya membaca tulisan yang dibuatnya. Saya tidak tahu apa yang terjadi, ketika tiba-tiba tulisan beliau berhenti. Akunnya berubah atau bagaimana, singkat cerita saya kehilangan jejaknya hingga akhirnya tak pernah menemukan tulisannya lagi.
Di tahun yang sama saya mulai membaca tulisan Agustinus Wibowo. Seorang traveler yang lahir di kota Lumajang Jawa Timur. Tulisan petulangannya benar-benar membius. Foto-foto dokumentasi kisah perjalanannya sangat luar biasa. Saya juga sangat suka gaya bahasa yang digunakannya. Ringan, menghibur tetapi sangat dalam sehingga kita seperti larut dalam petualangannya. Kesukaan saya membaca tulisan Agustinus Wibowo akhirnya juga berhenti. Kalau tidak salah mengingat, karena saya harus memulai pekerjaan baru dengan berusaha mandiri di tahun 2010.
Saya yang tidak gemar membaca tetapi menjadi gemar menulis sejak tahun 2012. Sepertinya saat itu semua momen indah dalam hidup muncul pada saat bersamaan. Tinggal di kota Banyuwangi yang asik, kehidupan rumah tangga dan spiritual pada titik terbaik, dan tentu petualangan bermotor menjadi begitu tersalurkan saat itu. Hampir setiap selesai shalat Subuh saya bisa membuat sebuah tulisan. Puluhan tulisan (atau bahkan lebih dari seratus artikel) telah saya buat. Sebagian besar sudah saya posting di Facebook, terserak dalam beberapa album.
Atas bantuan salah seorang sahabat, saya membuat sebuah blog pribadi (chuckwin.blogspot.com). Saya pikir baik juga dengan mendokumentasikan tulisan dalam sebuah blog. Ada dua kategori tulisan, Spiritual Journey dan Wheel Journey. Spriritual Journel berisi pesan-pesan moral dan motivasi, sedangkan Wheel Journey berisi kisah perjalanan bermotor saya bersama teman dan keluarga. Satu persatu postingan dari Facebook saya kumpulkan di blog ini, tapi kegiatan inipun berhenti beberapa tahun yang lalu.
Sekitar 2 tahun saya tidak membuka blog pribadi, hingga lupa cara membuat sebuah postingan baru. Dua minggu yang lalu saya mencoba memulai lagi kegiatan menulis. Baru satu dua tulisan berhenti lagi. Entahlah.. sepertinya mood menulis belum benar-benar kembali.
Saat masih rajin menulis, seorang pernah bertanya dalam kolom komentar di sebuah postingan saya di Facebook, “Kamu penulis naskah ya Om?” Saya jawab, “Bukan, saya bukan penulis naskah. Saya penulis surat cinta”. Barangkali saya kualat atau kata-kata saya diaminkan sama malaikat hingga sampai hari ini saya belum mood lagi menulis. Tapi semoga saja tidak.
Saya masih ingin kembali menulis, sekedar untuk berbagi, sekedar untuk saling menasehati dalam kesabaran dan amal kebaikan. Saya berharap dengan itu ada sedikit tambahan untuk bekal saat menghadapNya. Karena setiap saat jatah waktu hidup semakin berkurang, maka di sisa waktu hidup saya yang tinggal sedikit ini saya ingin membuatnya berarti.
Purwakarta, 31 Oktober 2019
No comments:
Post a Comment