Rute
: Malang - Gubuk Klakah - Bromo - Ngadisari - Tongas - Pasuruan - Malang
Jarak tempuh : +/- 150 Km
Tanggal : 16 - 17 Agustus 2009
Motor : Yamaha Vixion Tahun 2008
Ini adalah perjalanan pertama saya dan istri menggunakan sepeda motor dari Malang ke Bromo. Rasa penasaran bercampur bingung karena kami belum pernah melintasi jalur ini sama sekali. Beruntungnya, sesampai di Gubuk Klakah kami menemui rombongan bikers berjumlah sekitar 10 orang yang menggunakan berbagai macam kendaraan roda dua.
Tanpa basa basi saya langsung menyapa mereka dan menyampaikan permohonan sekiranya bisa gabung dengan mereka. Mereka semua wellcome. Thanks God.
Bermotor ke Bromo via Gubuk Klakah menuntut kondisi motor yang sangat prima, karena tanjakan yang tinggi menjelang antara Coban Pelangi ke Ngadas. Banyak motor yang selip van beltnya atau kampas koplingnya. Motor matic tidak terlalu direkomendasikan di sini.
Surprise luar biasa saya rasakan ketika pertama kali merasakan suasana di padang savana. Rasanya belum pernah saya jumpai pemandangan seamazing itu. Rasa kagum masih berlanjut ketika roda motor mulai menyentuh lautan pasir Bromo. Wow, musim kemarau telah membuat pasir menjadi sangat gembur, berhambur dan tiupan angin sangat kencang. Jadi perjalanan membelah lautan pasir ini menjadi perjalanan melelahkan sekaligus menghibur karena berkali-kali harus terjatuh dari motor. Hari menjelang siang ketika sampai di Ngadisari.
Mengingat perjalanan yang terasa sangat sulit (mungkin karena baru pertama kali), ciut nyali kami untuk kembali ke Malang sore itu. Bujukan teman2 rombongan yang kami ikuti untuk menginap gratis bersama mereka, juga membuat kami lebih nyaman untuk tinggal semalam di Ngadisari. Malam yang sangat dingin menusuk berubah menjadi hangat karena sikap penerimaan yang luar biasa dari tuan rumah.
Bulan Agustus adalah saat terdingin di Bromo dan sekitarnya, karena saat itu sedang musim kemarau. Kami mendengar banyak pendaki yang naik ke Semeru dalam beberapa hari terakhir, untuk melaksanakan upacara bendera di Ranu Kumbolo. Hemm .. Ranu Kumbolo.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-PwFNFYxuw2HYyIdDWR_2u8p73cJNE1TtMo-m26dhLsxRTOkuuEMSD-NLQm0LLNXMLftBH3CDVlPSWhO_TqJMJAIsgzWOhfM8yTb2pK6-8zaObNXH6mYUgveXk5AfCyi3_wokwGUYbh2L/s400/DSC00033.jpg)
Keesokan harinya, tanggal 17 Agustus 2009, kami berpamitan kepada rombongan dan tuan rumah yang baru kemarin kami kenal. Rasa khawatir masih menghantui, sehingga kami berdua memutuskan untuk tidak melalui lautan pasir dan padang savana lagi. Kami pergi memutar melalui Tongas - Pasuruan - Malang. Ini adalah rute yang tidak mungkin saya ulang lagi dikemudian hari, karena begitu jauh memutar. Perjalanan pulang ini adalah perjalanan yang benar-benar membosankan dan terasa lama.
Tengah hari kami sampai kembali di rumah Malang. Si kecil Farrelpun menyambut dengan bertanya: "Gimana gunung Bromonya?" "Bapak dan ibu tidak ke Bromo sayang, cuma lewat di sebelahnya saja".
postingannya menarik om.. keep posting ya
ReplyDeleteSiap mas. Insya Allah
DeleteSiap mas. Insya Allah
Delete