Monday, May 2, 2016

Spiritual Journey - Batu Petaka



Dalam perjalanan dengan kereta api ekonomi dari Malang ke Banyuwangi 2 minggu yang lalu, ada kecelakaan 'kecil' yang menimpa beberapa penumpang yang satu gerbong dengan saya. Seseorang melemparkan batu sekepalan tangan dan mengenai kaca jendela tepat di belakang tempat duduk saya. Kaca kereta pecah berhamburan, serpihannya mengenai satu keluarga, terdiri dari beberapa orang, ibu, bapak, beberapa anak & bayi. Satu serpihannya masuk ke mata kakeknya. Situasi agak ribut karena sang kakek harus menunggu sekitar 3 jam lagi sebelum bisa mendapat perawatan dari dokter di Stasiun Jember. Saya memberikan obat tetes mata yang biasa saya bawa sekedar untuk memperkecil resiko infeksi matanya.

Selalu dalam peristiwa semacam ini memunculkan perenungan bagi saya. Lemparan batu itu hanya berjarak 1 meter dari kepala saya yang saat itu sedang tenang bersandar. Barangkali keselamatan ini adalah buah dari shalawat dan dzikir yang saya baca sepanjang hari itu atau buah dari ibadah lain yang saya tidak tahu. Hanya yang pasti saya merasa tenang dan selalu terlindungi dari hal-hal yang tidak menyenangkan semacam ini.

Tanpa bermaksud menuduh kepada keluarga yang tertimpa musibah 'kecil' tadi bahwa mereka tidak berdoa, tapi pengalaman mengajarkan kepada saya, bahwa semakin kita dekat kepadaNya, semakin dekat Dia menjaga kita. Ibarat seseorang yang sayang kepada yang lain, tentu tidak rela jika yang disayangi harus mengalami kesulitan.

Terkena lemparan batu atau kecopetan di KRL, terjatuh saat turun dari bis kota,  atau hal lain semacam itu bukanlah sebuah kebetulan. Sekali lagi, itu bukan kebetulan! Ada yang bisa dilakukan agar terhindar dari hal semacam itu. Berdoa, dan terus berusaha dekat denganNya, insya Allah hidup anda akan tenang, bahagia, di dunia insya Allah di akherat juga.

Banyuwangi, 09 Februari 2013.

No comments:

Post a Comment