Dalam
perjalanan dengan kereta api ekonomi dari Malang ke Banyuwangi 2 minggu yang
lalu, ada kecelakaan 'kecil' yang menimpa beberapa penumpang yang satu gerbong
dengan saya. Seseorang melemparkan batu sekepalan tangan dan mengenai kaca jendela
tepat di belakang tempat duduk saya. Kaca kereta pecah berhamburan, serpihannya
mengenai satu keluarga, terdiri dari beberapa orang, ibu, bapak, beberapa anak
& bayi. Satu serpihannya masuk ke mata kakeknya. Situasi agak ribut karena
sang kakek harus menunggu sekitar 3 jam lagi sebelum bisa mendapat perawatan
dari dokter di Stasiun Jember. Saya memberikan obat tetes mata yang biasa saya
bawa sekedar untuk memperkecil resiko infeksi matanya.
Selalu
dalam peristiwa semacam ini memunculkan perenungan bagi saya. Lemparan batu itu
hanya berjarak 1 meter dari kepala saya yang saat itu sedang tenang bersandar. Barangkali
keselamatan ini adalah buah dari shalawat dan dzikir yang saya baca sepanjang
hari itu atau buah dari ibadah lain yang saya tidak tahu. Hanya yang pasti saya
merasa tenang dan selalu terlindungi dari hal-hal yang tidak menyenangkan
semacam ini.
Tanpa
bermaksud menuduh kepada keluarga yang tertimpa musibah 'kecil' tadi bahwa
mereka tidak berdoa, tapi pengalaman mengajarkan kepada saya, bahwa
semakin kita dekat kepadaNya, semakin dekat Dia
menjaga kita.
Ibarat seseorang yang sayang kepada yang lain, tentu tidak rela jika yang
disayangi harus mengalami kesulitan.
Terkena
lemparan batu atau kecopetan di KRL, terjatuh saat turun dari bis kota, atau hal lain semacam itu bukanlah sebuah
kebetulan. Sekali lagi, itu bukan kebetulan! Ada yang bisa dilakukan agar
terhindar dari hal semacam itu. Berdoa, dan terus berusaha dekat denganNya,
insya Allah hidup anda akan tenang, bahagia, di dunia insya Allah di akherat
juga.
Banyuwangi,
09 Februari 2013.
No comments:
Post a Comment