Hari Sabtu kemarin saya berkunjung ke rumah seorang kenalan baru, yang anaknya satu sekolah dengan anak saya. Rumahnya di daerah pinggiran kota, dengan suasana sejuk dan dikelilingi tanaman buah manggis.
Beliau berkisah bahwa di masa lalu beliau pernah bekerja di sebuah cafe di Jogja. Latar belakang kenapa kok sampai bekerja di cafe tidak diceritakan kepada saya. Setelah melalui proses pelatihan, beliau ditempatkan sebagai bartender. Hati kecilnya selalu menolak melakukannya karena pekerjaan meracik minuman keras untuk para tamu bertentangan dengan ajaran yang diketahuinya. Awalnya beliau mengajukan permohonan untuk dipindah bagian lain. Oleh atasannya kemudian beliau ditempatkan di bagian penyajian minuman ringan (non alkohol).
Rupanya perpindahan bagian itu tidak menentramkan hati beliau. Pekerjaan malam yang dilakoni dirasakan membawa dampak buruk bagi ketenangan jiwanya. Dengan hati bulat beliau meninggalkan pekerjaan tersebut.
Pekerjaan selanjutnya di sebuah perusahaan industri. Setelah dijalani selama 6 tahun akhirnya pekerjaan inipun juga beliau tinggalkan. Kali ini hal yang membuat tidak sreg karena hal lain lagi. Faktor kecurangan di semua lini memantapkan langkah beliau untuk keluar dari sana.
Seperti hal lain yang kita punya, pekerjaanpun adalah ujian bagi kita. Meski terkadang suatu pekerjaan bisa menghasilkan uang yang banyak, tetapi jika apa yang kita lakukan atau tempat kita bekerja itu adalah sebuah tempat yang akan membawa kita lebih jauh dariNya, maka pekerjaan itu tak akan mendatangkan kebahagiaan sejati bagi kita.
Lalu harus bagaimana? Anda tidak perlu ragu untuk hijrah dari satu pekerjaan jika pekerjaan itu memang tidak membawa anda lebih dekat kepadaNya. Tidak usah khawatir dengan penghasilan anda. Allah adalah pemberi rejeki, bukan boss anda. Buktinya anda tetap hidup meski anda sudah tidak bekerja pada boss yang dulu.
Kenalan baru saya ini kini hidup tenang bersama istri & anaknya di rumahnya yang adem dikelilingi kebun buah. Beliau akhirnya bekerja pada sebuah perusahaan Furniture di kota ini. Hubungan dengan Tuhannya bisa dijalani dengan penuh khusyu dan suka cita. Secuil surgapun dihadirkan oleh Allah selagi masih di dunia, ketika beliau memilih mencari jalan yang baik dalam mencari nafkah.
Kehidupan anda kurang bahagia? Coba teliti, jangan-jangan salah satunya karena pekerjaan anda membuat anda tambah jauh dariNya.
Banyuwangi, 16 Maret 2014 09:04
No comments:
Post a Comment