Wednesday, February 22, 2017

Spiritual Journey - Riya'?

Spiritual Journey - Riya’ ?

Saya dulu menjadi pemirsa setia acara Yusuf Mansur di sebuah TV nasional setiap pagi. Seperti kita ketahui, Yusuf Mansur adalah salah satu ustadz yang terkenal dengan materi kedahsyatan sedekah. Saya tahu banyak juga pihak yang kurang suka dengan  ‘ilmu’ beliau tentang sedekah ini, bahkan ada yang secara terbuka menentangnya. Sayapun demikian, tidak keseluruhan apa yang beliau lakukan atau beliau katakan saya setuju atau senang. Tapi saya banyak mengambil hal-hal baik yang beliau ajarkan.

Suatu saat beliau bercerita kurang lebih demikian. “Jika suatu saat ada seorang janda yang baru ditinggal mati oleh suaminya, sementara dia sendiri tidak bekerja dan mempunyai banyak anak yang menjadi tanggungjawabnya...mana lebih baik antara :
1. Saya memberikan bantuan diam-diam, memasukkan uang ke dalam amplop, lalu mengendap-endap jam 2 malam ke rumah sang janda, hanya agar tidak ada orang yang tahu tentang kegiatan sedekah yang saya lakukan dan menyelipkan amplop tersebut di depan pintu rumahnya, tapi juga dengan resiko saya bisa digebukin orang sekampung karena dikira mau maling.. atau
2. Saya mengajak tetangga saya untuk bersama-sama mengumpulkan rejeki dan berdiskusi tentang apa yang bisa kami bantu untuk mengurangi beban si janda tersebut dan bersama-sama menyampaikannya ke rumah ybs.."

Itulah yang saya tangkap dalam penyampaian beliau dan akhirnya saya terapkan dalam Program Sedekah Nasi Bungkus ini.

Sebuah kegiatan yang dilakukan sendiri tentu akan berdampak kecil juga jika dibandingkan dengan jika kegiatan tersebut melibatkan orang banyak. Dan program ini sedikit demi sedikit, perlahan menjadi semakin besar dan melibatkan lebih banyak orang. Lebih banyak orang yang bersedekah berarti lebih banyak yang terbantu. Kegiatan yang dilakukan oleh seorang diri bisa berhenti ketika orang tersebut mati atau berpindah tempat. Tetapi gerakan sedekah yang dilakukan bersama semacam ini insya Allah semakin panjang umurnya karena tidak tergantung kepada satu orang saja.

Agar orang tahu dan ikut bergerak, saya juga menggunakan media FB ini untuk sosialisasi. Sekali lagi,  dampak kegiatan ini bergerak ke arah positif, lebih banyak orang yang terlibat, mensedekahkan sebagian rejeki dan tenaganya.  Saya mungkin tidak lama tinggal di kota ini. Tapi saya ingin gerakan ini terus ada meskipun tanpa ada saya di sini.

Memposting kegiatan Program Sedekah Nasi Bungkus ini juga sebagai bentuk pertanggungjawaban moral saya, karena ada juga yang mengamanahkan rejekinya untuk disalurkan melalui program ini tetapi bertempat tinggal jauh dari Banyuwangi. Sehingga beliau yang bersedekah di sana juga tahu bahwa kegiatan ini benar adanya.

Tulisan ini saya buat bukan karena ada yang mengatakan kepada saya bahwa kegiatan memposting ini bisa menjadikan riya’,  tetapi saya menuliskan karena keprihatinan yang saya rasakan karena ada orang yang mengatakan hal semacam itu kepada team Sedekah Nasi Bungkus.

Mari lakukan yang terbaik untuk orang lain. Mari berfikir positif tentang apa yang orang lain lakukan. Jangan terlalu banyak bercermin pada kelebihan diri, karena bisa saja cermin anda yang rusak.

Banyuwangi, 17 Februari 2017

No comments:

Post a Comment