Spiritual Journey - Judi
Jam 04:50 pagi ini, dalam perjalanan mengantar anak saya ke sekolah (kelas tambahan untuk anak kelas 6 SD), saya mendapati belasan orang yang masih belum kelar berjudi di sebuah rumah yang baru saja menggelar hajatan pernikahan kemarin. Sebagian tampak bertelanjang dada, barangkali karena udara panas atau panas hatinya karena kalah berjudi saya kurang tahu.
Teringat masa kecil, dulu di kampung juga seperti itu. Jika ada orang hajatan, bisa dipastikan malam harinya pasti ramai orang berjudi. Para penjudi bisa datang dari desa lain dan bisa berlangsung hingga esok pagi atau siang harinya. Berbagai macam perjudiaan bisa ada di sana ; dadu, remi dan apalagi yang lain saya kurang tahu namanya. Seperti sudah menjadi sebuah budaya, hal seperti ini ada diberbagai daerah di Indonesia.
Sekitar tahun 1994, ketika menyewa sebuah rumah kontrakan di jalan Penegak - Matraman Jakarta, kami juga sering dibikin jengkel oleh para penjudi yang menggunakan teras rumah tsb untuk menggelar judinya. Sama sekali tak ada rasa sungkan dari mereka. Sebaliknya kami yang jadi stress karena mereka ada yang berjudi sambil duduk bersila bersandar di pintu rumah. Biasanya mereka berjudi sejak lepas Isya’ hingga pagi jam 07:00.
Pernah kami mencari cara untuk menghentikan kegiatan mereka secara ‘persuasif’ dengan mengambil lampu teras. Maksudnya tentu kalau gelap barangkali mereka enggan berjudi di situ. Tapi apa yang terjadi? Mereka tetap berjudi dengan memakai lilin. Busyet.. Tak mau kalah, kami akhirnya berinisiatif menyiram lantai teras dengan air sampai basah menggenang. Tujuannya agar mereka enggan berjudi di situ karena tempatnya lantainya basah. Beres? Ternyata tidak. Mereka datang sambil membawa kardus2 bekas untuk alas duduk.
Permasalahan baru selesai ketika pada suatu malam terdengar suara tembakan di gang depan rumah yang berasal dari pistol Polisi yang datang menggerebek atau mencari DPO. Sontak para penjudi berlarian kocar kacir melalui gang tikus di komplek kumuh ini. Sejak saat itu tidak pernah ada lagi yang berjudi di teras rumah kontrakan kami.
Saya tidak akan bercerita panjang lebar tentang keburukan yang yang bisa ditimbulkan oleh judi. Karena barangkali pembaca tulisan ini tidak ada yang suka berjudi. Kalaupun ada paling juga tidak banyak. Sebagai teman saya hanya bisa mengingatkan, jika sampai saat ini ada diantara Anda yang masih gemar berjudi, maka tinggalkan kebiasaan itu. Sungguh judi tidak memberi manfaat sedikitpun.
Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah: 90).
Banyuwangi, 20 Februari 2017
No comments:
Post a Comment