Wednesday, October 16, 2019

Spiritual Journey - No TV, Washing machine and Refrigerator


No TV, Washing machine and Refrigerator

Sudah setahun ini kami tidak menonton TV. Sejak pindah ke kota ini ada juga pikiran barangkali kami tidak akan lama tinggal di sini. Malas jika nanti harus pindah lagi dengan membawa banyak barang. Tidak ada TV memang menjadikan kami sering tertinggal berita up to date. Jika sudah sangat penasaran biasanya kami mencari informasinya di internet.

Kulkas dan mesin cuci  juga tidak ada. Ting
gal di rumah petak kecil juga bakal terasa lebih sempit lagi jika harus dijejali kulkas dan mesin cuci. Lagi pula tinggal hanya berdua, lebih baik belanja sehari hanya untuk makan sehari. Tidak perlu menyimpan makanan di kulkas untuk waktu lama.

Sebuah radio kecil sengaja kami bawa kesini. Rasanya seperti kembali ke jaman dulu lagi. Bedanya kalau dulu kami suka mendengar lagu-lagu dari Radio FM, kini jarang sekali kami mendengar lagu. Rasanya lagu-lagu yang biasa diputar di radio saat ini ‘gak kena’ di telinga. Lagu-lagu classic rock dari era 80-an hampir tak pernah diputar di radio lokal sini.

Hampir tepat setahun kami tidak pernah mengikuti pengajian. Di lingkungan tempat tinggal saat ini sebenarnya ada juga pengajian yang biasa diadakan setiap seminggu sekali. Masalahnya pengajian yang diadakan di masjid atau mushola di sekitar rumah semuanya disampaikan dalam bahasa daerah. Hanya sebagian saja yang mudeng artinya. Sehingga acara dakwah Islam dari sebuah stasiun radio lokal setiap pagi dan sore menjadi hiburan paling menarik saat ini.

Mendengar ceramah radio juga menenangkan hati dan pikiran. Mirip dengan hadir langsung di sebuah pengajian, membaca buku agama atau membaca terjemahan kitab suci. Dengan mudah kita menambah wawasan ilmu agama. Jika di awal waktu kepindahan rasa tidak kerasan lebih sering muncul karena alam bawah sadar kami membandingkan dengan suasana di kota sebelumnya yang terasa hampir sempurna, kini sedikit demi sedikit perasaan santai, tenang, khusyu’ juga mulai tumbuh disini.

Semua rasa adalah tentang settingan pikiran dan hati. Menikmati dan mensyukuri adalah kata kuncinya. Hidup ini hanya sebentar saja. Mengisinya dengan menyiapkan bekal untuk pulang ke kampung akhirat adalah hal terpenting. Bisa saja esok pagi Allah memanggil. Tidak masalah, toh garis umur manusia sudah digariskanNya. Yang menjadi masalah tentu jika kita tidak berusaha maksimal mempersiapkan bekal untuk bertemu denganNya.

Bukankah begitu?

Purwakarta, 17/10/2019

No comments:

Post a Comment