Thursday, October 17, 2019

Spiritual Journey - Pilih Menjadi Penjual Sosis Bakar atau Penjual Mie Ayam?



Pilih Menjadi Penjual Sosis Bakar atau Penjual Mie Ayam?

Seorang penjual mie ayam mendorong gerobaknya setiap sore melintas di jalan kampung kami. Perawakannya besar, berusia sekitar 55 tahun-an. Sesampai di Pos Kamling, biasanya beliau memarkir gerobaknya sambil menunggu pembeli. Sering saya temukan, beliau berhenti di situ beberapa menit menjelang adzan Maghrib dikumandangkan.

Pos Kamling ini terletak tepat di depan pintu masjid, berjarak sekitar 10 meter saja. Pos Kamling ini dilengkapi dengan TV 29 inch. Gambarnya cukup jernih, tak heran jika ada tayangan pertandingan sepak bola, beberapa orang menontonnya di sini.
Jika penjual mie ayam tadi adalah pedagang yang mobile dengan gerobaknya, ada juga penjual sosis bakar yang diam / mangkal di pos kamling menggunakan meja dan panggangan sosis. Pembeli kedua penjual makanan ini kebanyakan anak-anak atau remaja yang tinggal di sekitar Pos.

Adzan Maghrib berkumandang. Penjual mie ayam meninggalkan gerobaknya di samping lapak penjual sosis bakar. Tangan kanannya menggenggam sarung yang dilipat dan berjalan menuju tempat mengambil air wudlu. Selesai berwudlu beliau menggantinya celana panjangnya dengan sarung lalu memasuki masjid. Beliau biasa mengambil posisi di shaf kedua. Setelah selesai menunaikan shalat Maghrib berjamaah, saya juga memperhatikan beliau juga biasa melakukan shalat sunah rawatib sebelum keluar masjid kembali ke gerobak mie ayamnya.

Shalat Maghrib berjamaah telah usai. Di Pos depan masjid beberapa anak muda masih asik menonton pertandingan bola dan penjual sosis bakar masih mengipaskan kipas bambunya melayani para pembeli.

Begitulah hidup di dunia, orang bebas memilih apa ingin dia lakukan. Sementara kelak di akhirat kita tidak bisa memilih lagi. Apa yang akan dapatkan kelak di akhirat tergantung apa yang kita lakukan selama hidup di dunia.

Allah itu Maha Adil...Fair, tidak seperti wasit pertandingan bola yang seringkali tidak fair.

Purwakarta, 18 Oktober 2019

No comments:

Post a Comment