Melihat sebuah foto acara buka puasa di sebuah restauran yang diunggah di FB, saya sungguh terperangah. Karena penasaran saya, memperbesar foto dan menghitung piring lauk yang ada tersedia di atas meja. Bisa jadi saya salah hitung, tapi kalau tidak salah jumlahnya tidak kurang 38 piring. Hampir tidak ada space tersisa di meja tersebut. Itu belum termasuk pencuci mulut yang mungkin belum tampak di foto, karena biasa muncul pada akhir sesi makan-makan. Saya tidak bisa menampilkan gambar asli karena itu bisa menimbulkan hal yang tidak baik.
Dari jumlah piring nasi peserta buka bersama tersebut (yang juga bisa dihitung di foto), saya bisa memastikan pasti akan sangat banyak makanan yang tersisa. Karena 'ketidakseimbangan' jumlah makanan dan
jumlah 'pemakan'. Okey cukup membahas gambaran ini.
jumlah 'pemakan'. Okey cukup membahas gambaran ini.
Ada beberapa pertanyaan bergelayut di pikiran saya : mengapa orang sampai 'ngamuk' (baca : memesan makanan banyak) seperti itu saat berbuka puasa. Ini buka puasa atau balas dendam? Di mana cerita puasa di siang hari yang katanya menahan hawa nafsu? Berapa waktu yang diperlukan untuk menghabiskan makanan sebanyak itu ditengah pendeknya waktu yang tersedia antara shalat Maghrib dan Isya? Apa pula untungnya mengunggah foto seperti itu? Tidakkah terfikir bagaimana perasaan orang yang tidak berpunya yang setiap hari harus banting tulang hanya untuk sekedar bisa membeli nasi kucing saja jika melihat foto semacam itu?
Ya Allah. Sungguh setan telah berhasil menghancur leburkan hati mereka.
Cerita ini menjadi pengingat bagi kami, untuk berlaku sederhana dalam hidup. Kepada istri saya, sering saya berpesan, tidak usah menyiapkan lebih dari apa yang biasa saya makan, agar tidak mubazir. Selera makan saya justru lebih baik ketika terhidang makanan sederhana dan secukupnya, insya Allah.
Semoga kami dijauhkan dari sifat rakus dan berlebih-lebihan.
Banyuwangi, 15 Juni 2016
No comments:
Post a Comment