Beberapa
hari lalu saya menyimak upload-an sebuah foto di Facebook tentang seorang
tukang becak yang rajin beribadah. Di
situ dituliskan tentang keseharian si tukang becak dan kondisi ekonominya
kurang mampu, serta di mana si tukang becak tua ini biasa mangkal lengkap
dengan foto si tukang becak yang sedang shalat. Si penulis mengharapkan empati
dari pembaca tulisannya, dan berharap ada pembaca yang berkenan membantu si
tukang becak tersebut.
Saya
senang dengan tulisan semacam ini. Tulisan yang mengajak pembaca untuk
berempati kepada
orang lain yang kurang beruntung. Ada yang semata karena kesulitan ekonomi, keterbatasan fisik, dan seribu satu kondisi yang memang perlu dibantu. Kepada orang-orang yang berinisiatif dan aktif mengkoordinasikan bantuan untuk mereka-mereka ini saya lebih salut lagi.
orang lain yang kurang beruntung. Ada yang semata karena kesulitan ekonomi, keterbatasan fisik, dan seribu satu kondisi yang memang perlu dibantu. Kepada orang-orang yang berinisiatif dan aktif mengkoordinasikan bantuan untuk mereka-mereka ini saya lebih salut lagi.
Yang
aneh, pada komentar pembaca ada seseorang yang menulis demikian : “Mbak,
sampeyan sudah membantu atau belum?” Lalu dijawab oleh penulisnya, “Saya sudah
membantu dengan doa”. Sebuah jawaban yang satun menurut saya.
Bisa
saja si penulis menjawab demikian karena memang belum membantu secara materi
seperti yang mungkin dimaksudkan oleh penanya, atau si penulis ingin
berhati-hati menyembunyikan amal ibadahnya.
Setelah
itu si pembaca menambahkan lagi, “Nanti kalau ketemu saya akan membantu
dia”. Entah mengapa saya merasa orang
tersebut ingin menampak-nampakkan perbuatan baiknya.
Membuat
tulisan seperti yang saya lakukan ini terkadang juga memunculkan
kekhawatiran. Ada perasaan takut salah,
ada perasaan kurang sempurna, takut dibilang keminter dan sebagainya. Nyatanya
memang demikian, saya tak punya ilmu apa-apa sama sekali, apalagi ilmu agama.
Hanya
dorongan dari dalam hati terkadang mengalahkan kekhawatiran ini. Keinginan berbuat
baik, mengajak orang lain untuk mempersiapkan bekal untuk kehidupan nanti,
bergelora di dalam hati dan memudahkan untuk membuat tulisan-tulisan semacam
ini. Kalau ada komentar yang menurut saya membuat saya kurang nyaman biasanya
saya biarkan saja. Saya tidak akan mendebat karena saya tak suka berdebat
dan miskin ilmu.
Berbuat
baik sangat banyak ragamnya. Bagi saya membuat tulisan seperti ini adalah
sebagian dari yang saya bisa. Jikapun
ada yang salah dalam tulisan saya, mohon dimaafkan karena itu pasti berasal
dari kekurangan saya. Semoga yang yang Maha Benar memperbaiki diri saya,
menutup kekurangan-kekurangan saya.
Banyuwangi,
03 Juni 2016 12.50 wib
No comments:
Post a Comment