Pak
Medi.
Namanya
Pak Medi. Beliau adalah imam masjid Al Falah di kampung kami. Meski kami sering
bertemu saat shalat berjamaah, tetapi hanya sekali saja saya berbicara langsung
dengan beliau. Sosoknya pendiam. Tidak banyak yang saya ketahui tentang beliau
selain pekerjaannya sehari hari sebagai Tukang Bangunan. Usianya barangkali
sekitar 45 tahunan atau kurang. Motornya Honda Vario 125 dan memiliki seorang
anak yang masih kecil.
Saya
suka saat beliau menjadi imam shalat. Bacaannya cukup bagus. Beliau sering
membaca surah-surah pendek yang banyak dihafal oleh makmumnya. Memimpin shalat
dengan tuma’ninah, tidak seperti ‘teman masjid’ yang lain yang biasanya suka
ngebut kalau sedang didaulat menjadi imam shalat. Biasanya beliau juga sering
diminta oleh warga disini untuk memimpin acara tahlilan atau acara lain yang
semacam itu, karena lingkungan disini memang masih kental dengan kearifan
lokalnya.
Tapi
yang menjadikan saya lebih kagum, respek, salut, entah apalagi lainnya, adalah
cara beliau berpakaian saat pergi ke masjid. Saya sering bercerita kepada istri
saya tentang masalah ini setiap pulang dari masjid. Beliau memiliki entah
berapa banyak sarung dan baju koko. Perkiraan saya barangkali lebih dari 10
stel. Sarungnya bagus-bagus. Baju koko yang dipakainya selalu dipilih yang
matching dengan warna sarungnya. Sarung dan baju koko yang dipakai hampir
setiap hari ganti, kalau tidak dua hari. Tapi hampir pasti, tidak pernah beliau
memakai sarung yang sama lebih dari dua hari.
Inilah
yang saya maksudkan. Ketika hendak bertemu dengan Allah betapa Pak Medi memberi
penghormatan yang begitu luar biasa dalam berpakaian (mengingat sosoknya yang
sederhana). Sedangkan saya.. hemm.. saya tidak bisa menyebutkannya. Meskipun
saya sudah berusaha ‘sopan’ dengan memakai sarung, baju koko dan peci, tetapi
jujur penghargaan saya terhadap diri sendiri saat menghadap Allah masih kurang.
Jika punya rejeki buat beli baju, yang terpikir masih seputar celana jeans,
jaket, sepatu kets, yang semacam itu. Belum pernah memprioritaskan untuk pakaian
untuk shalat.
Terkait
shalat, meski sebagian dari syarat sahnya shalat adalah menggunakan pakaian
yang bersih dan suci serta menutup aurat, betapa saya masih sering mendirikan
shalat dengan pakaian sekenanya saja. Apalagi saat pagi hendak berangkat riding
hari Sabtu atau Minggu pagi. Seringkali saya shalat Subuh dengan celana jeans
dan T-Shirt (pakaian tempur jalanan) saja, karena pengen buru-buru langsung ngegas
selepas salam. Begitu banyak hal yang harus saya perbaiki, apalagi berkenaan
dengan ibadah kepada Allah dalam urusan yang lebih besar seperti akidah dan
akhlak.
Begitu
banyak contoh baik yang bisa kita tiru dari siapapun di sekitar kita. Tetapi
kerasnya hati ini seringkali menghalangi kita untuk melakukannya.
Mari
segera kita perbaiki diri, mumpung masih ada waktu. Persiapkan bekal
sebanyak-banyaknya untuk bertemu denganNya.
Karena
kita pasti akan menemuiNya..
Karena
kita pasti akan menemuiNya..
Purwakarta,
10 Desember 2019
No comments:
Post a Comment