Suara
merdu dari sebuah kedai kopi
Lalu
lintas yang berseliweran di jalan Raya Cibening - Bungursari, Purwakarta sangat
ramai selepas waktu shalat Maghrib tadi malam. Saya turun dari mobil yang saya
tumpangi dari pintu sebelah kiri (meskipun saya tadinya duduk di kursi tengah
kanan), karena pintu sebelah kanan terhalang beton teras sebuah bangunan. Suara
lalu lalang kendaraan sangat bising, tetapi suara merdu seorang lelaki yang
sedang membaca Al Qur’an telah menyita pendengaran saya. Sedikit saya mundur
untuk mengetahui arah suara.
Seorang
lelaki yang berada di sebuah kedai kopi kecil tepat disamping studio music
sedang membaca Al Qur’an dengan merdu. Sungguh suaranya indah. Saya tidak tahu
apakah dia pemilik ataukah pekerja di kedai kopi tersebut. Hanya dia sendirian
berada di sana.
Bagi
saya ini luar biasa. Seseorang di tengah aktivitasnya menjaga kedai kopi masih
melakukan aktivitas yang dicintai Tuhannya. Bukan dengan menunggu pembeli sambil
memutar musik seperti biasa dilakukan oleh yang lainnya. Timbul rasa resah di
hati ini karena begitu sering melewatkan waktu dengan melakukan hal-hal yang tidak
bermanfaat bahkan menjerumuskan.
“Dua hal
apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang
bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada
yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat
kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi
kelebihan.” [HR. Tirmidzi].
Purwakarta,
12 Desember 2019
No comments:
Post a Comment